Senin, 05 September 2011

Train Travel in Europe


Banyak jalan menuju Roma, banyak cara berkeliling Eropa. Sudah lama berkeliling Eropa menjadi hasrat setiap petualang, ada yang menggunakan mobil, kereta, menumpang mobil orang di tengah jalan (hitchhiking), naik pesawat low budget bahkan ada yang bersepeda dan berjalan kaki. Hal ini karena sajian yang diberikan Eropa tidak hanya saat kita tiba di tempat tujuan tetapi juga saat berada di perjalanan. Mulai dari teknologinya, kenyamanan saat di perjalanan sampai landskap alamnya yang bervariasi mulai dari salju abadi hingga pantai yang hangat.

Pilihan saya dan 3 teman saya jatuh pada kereta, mengapa? Karena selain jaringannya sudah tersebar ke seantero Eropa, biaya kereta jauh lebih hemat, teknologinya sudah canggih bahkan suguhan pemandangannya benar-benar tepat di depan mata kita. Dan selama berada di Eropa, saya dan 3 teman saya telah menginjakkan kaki di 15 kota, 8 negara hanya dalam waktu 15 hari dengan berkereta.

NETWORK, COST & TECHNOLOGY
Kereta di Eropa sudah lebih dari 30 tahun terintegrasi baik kereta antar Negara maupun kereta lokal. Contohnya waktu saya dan teman hendak ke Amalfi Coast dari Roma, cukup memperlihatkan tiket kereta saat ditanya, maka kita bisa bebas turun naik kereta. Apalagi saat ini dimudahkan dengan adanya visa Schengen bagi turis untuk memasuki 24 negara Eropa didalamnya dan geografi Negara-negara di Eropa yang luasnya rata-rata seluas kota Jakarta sehingga pindah ke satu kota ke kota lainnya begitu singkat. Untuk menuju suatu kota kita tidak perlu bingung harus ke kota besar terlebih dahulu, sebab selalu ada stasiun penghubung baik di kota kecil maupun kota besar sehingga rute yang kita ambil tidak perlu memutar dan waktu yang dibutuhkanpun menjadi lebih hemat.

Selain lebih hemat naik kereta juga lebih efisien, sebab dengan adanya integrated network tadi, kita tidak dipusingkan untuk menyambung dengan transportasi lain karena biasanya jaringan rel kereta selalu ada di pusat kota. Saya dan teman punya pengalaman hendak ke Barcelona dari Paris, rencananya kita hendak menaiki kereta, tetapi karena perjalanan akan di tempuh selama 12 Jam, kitapun urung memakai kereta malah naik pesawat, tetapi akhirnya toh tetap berjam-jam juga kita di jalan, mengapa? Karena ternyata Airport untuk low budget airline berada di pinggiran kota (beneran pinggirrr) alhasil 3 jam dari kota Paris ke kota dimana airport berada, lalu sambung dengan bis menuju airport selama 30 menit (antrinya 15 menitan), sampai di Airport periksa paspor, bagasi dan menunggu di boarding room selama 45 menit, kemudian take off dan terbang selama 2 jam. Sampai di Barcelona kita harus naik lagi bis ke kota tempat kita menginap di Catalunya selama 1 jam (belum termasuk antri imigrasi dan bisnya sekitar 30 menit), setibanya di Catalunya sudah hampir tengah malam, dan kita harus jalan menuju Plaza Catalunya selama 30 menit (belum nyasar nyari hostelnya sekitar 15 menitan xixixi), jadi ditotal kita berada di jalan sambung menyambung kira selama 8-9 jam. Kebayangkan capenya, mending kita naik kereta tapi bisa tidur pulas. Mau hemat tapi bikin sekarat hehehe.

Selain itu, recommended sekali kalau bepergian dengan kereta di Eropa bersama teman sebab ada pilihan harga “saver” bagi penumpang dengan rombongan 2-5 orang dan harga jadi jauh lebih murah. Lalu di dalam kereta juga ada pilihan gerbong “sleeper” untuk perjalanan malam sehingga kita bisa tidur di dalam kereta dengan fasilitas tempat tidur bertingkat (bunk bed) dari mulai 2 orang sampai dengan 6 orang, sehingga tidurpun nyaman di kereta. Oh iya hampir lupa, kalau kita beli tiket kereta terusan bisa dapat diskon lho untuk beberapa tur local di beberapa kota, lumayan kan…

Untuk pembelian tiket kereta, kita tidak lagi dipusingkan membeli tiket di tiket booth, karena dengan kemajuan teknologi kita bisa pesan jauh hari bahkan sebelum ke Eropa (ya, di Indonesia ada perwakilan penjualan tiket kereta selama di Eropa), bahkan bisa juga beli on-line.
LANDSCAPE
Nah ini yang paling dinanti-nanti, pemandangan selama perjalanan dengan kereta di Eropa. Begitu kita duduk ”hidangan pembuka” langsung “tersaji” di depan mata kita. Berbeda dengan di Australia yang mengandalkan view sebagai market penjualan tiket keretanya (alias kereta adalah transportasi paling mahal di Australia), sedang di Eropa kereta justru lebih murah sehingga bisa dikatakan viewnya diberikan cuma-cuma alias gratis.

Ada quote yang saya dapat di salah satu jejaring social di internet, yakni “…Euro by train…you can see the world through its window…” lebay memang, tapi benar adanya sebab jendela kereta di Eropa tremendously huge, maksudnya beneran gueeedeee bangeeeet. Pernah suatu ketika saya mengambil gambar bangku kereta dengan latar ke arah luar jendela, ternyata gambar bangku yang saya dapatkan backlight alias gelap karena menantang cahaya dan justru setelah diperhatikan malah gambar diluar jendela sangat bersih dan mirip seperti layar tivi yang besar berisi pemandangan yang terlihat sangat menakjubkan.

Berkereta di Eropa memang ga ada salahnya walaupun masih ada moda transportasi lain yang lebih murah (misal hitchhiking, low budget airlines, bis, mobil pribadi), namun banyak sekali yang bisa ditawarkan didalamnya. Sungguh suatu harapan besar Negara kita juga bisa demikian, walaupun berbeda pulau tetap satu jua (hehe maksudnya mudah dijangkau gitu), apalagi keindahan Indonesia Timur saat ini sedang booming di Mancanegara (buku Lonely Planet Indonesia edisi terbaru saja direvisi untuk mengubah artikel tentang Indonesia Timur), walau ngga bisa kereta antar pulau, paling tidak kapal antar pulau de (kan nenek moyang kita orang pelaut hehe)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar