Benua “mungil” di selatan bumi ini, ternyata menyuguhkan pesona pemandangan dengan keunikan yang berbeda-beda disetiap areanya. Salah satunya adalah Uluru, yakni batuan pasir besar yang konon terbentuk jutaan tahun lamanya.
Kala itu bulan Desember, sinar mentari sore di musim panas sangat terik. Pantulannya memancar ke arah batu dan memberikan nuansa warna coklat kemerahan. Kondisi alam disekitar batu sangat tandus, nyaris gersang dan sebagian besar bergurun sehingga hanya sedikit tanaman yang tumbuh, bahkan hewan yang terlihatpun hanya berjenis reptil seperti kadal dan ular. Sering kali area itu dinyatakan sebagai salah satu titik api berbahaya di Australia, terlebih lagi di musim panas suhu diluar ruangan dapat mencapai 41 derajat Celcius hanya pada pagi harinya saja.
Daerah tempat batu berada dikelola oleh Pemerintah pusat bekerja sama dengan suku Aborigin. Daerah sekitar batu termasuk daerah yang dilindungi sehingga hanya orang-orang yang diijinkan masuk yang dapat melihat batu tersebut.
Batuan ini di beri nama Uluru, yang dalam bahasa Aborigin sendiri tidak memiliki arti. Nama lain dari batu ini adalah Ayers rock, diambil sebagai bentuk penghormatan dari nama Sir. Henry Ayers yang kala itu menjabat sebagai Chief Secretary dari Australia Selatan (dulu Uluru masuk kedalam bagian Australia Selatan, sedang sekarang masuk mejadi bagian Australia Utara). Uluru merupakan salah satu ikon alam Australia yang terkenal bahkan diakui oleh UNESCO sebagai salah satu warisan kekayaan alam di dunia. Batu ini terletak di Northern Territory, Australia yang dikenal dengan sebutan Red Centre karena memang warna batu ini coklat kemerahan dan posisinya berada di tengah-tengah benua Australia.
Kebanggaan suku Aborigin
Uluru berada di kawasan Taman Nasional Kata Tjuta yang dikelola oleh suku asli Australia yakni Pitjantjatjara dan Yankunytjatjara. Batuan besar ini membentang dengan panjang 8Km dan tinggi 348m. Uluru atau Ayers Rock diyakini suku Aborigin di area tersebut sebagai tempat bersemayamnya arwah para leluhur mereka.
Suku Aborigin percaya bahwa batu ini merupakan pusat pertukaran ilmu pengetahuan. Di sekitar area batu banyak goresan-goresan yang berkisah tentang bagaimana suku Aborigin mendidik anak-anak mereka hingga dewasa, bagaimana suatu rumah tangga dijalankan, bagaimana hubungan mereka dengan sang pencipta serta adapula goresan yang berkisah tentang kasih sayang seorang ibu yang rela mengorbankan nyawanya demi kelangsungan hidup sang anak.
Setiap area di Uluru, memiliki tingkat kesakralan berbeda. Ada satu area yang saya lalui, area ini dianggap area paling intim karena di area tersebut itulah para wanita Aborigin membersihkan tubuh mereka dan sekaligus juga sebagai tempat proses persalinan bayi Aborigin yang akan lahir ke dunia. Pengunjung masih diperbolehkan untuk melalui area tersebut, hanya saja tidak diperbolehkan untuk mengambil foto.
Di area yang lain, terdapat danau kecil yang dipakai suku Aborigin sebagai sumber mata air untuk makan, minum dan mandi. Herannya mata air tersebut tidak pernah surut walau dimusim panas, sehingga berdiri di pinggir danau mungil itupun dapat memberikan kesejukan tersendiri setelah lelah berjalan seharian mengitari batu raksasa tersebut.
Malapetaka
Batu ini merupakan salah satu pusat wisata yang selalu ramai dikunjungi oleh turis local maupun mancanegara, sekalipun di musim panas yang cuacanya dapat membuat seseorang dehidrasi, mimisan dan sesak nafas apabila tidak biasa berjalan kaki (trekking).
Banyak sekali dari turis-turis tersebut yang berniat untuk mendaki batu tersebut dan mengambil sedikit onggokan batunya untuk dibawa sebagai oleh-oleh. Sayangnya hal ini dilarang oleh suku Aborigine serta Aparat local yang menjaga batu tersebut, sebab selain berbahaya, batu ini dipercaya dapat menimbulkan malapetaka bagi siapapun yang mengambilnya. Hal ini terlihat dari banyaknya surat-surat yang masuk ke kantor Taman Nasional tersebut yang menyatakan bahwa beberapa dari mereka mengalami berkali-kali musibah setelah mengambil seonggok kecil batu tersebut (percaya ‘ga percaya ya…)
Berasal dari dasar lautan
Uluru berasal dari salah satu jenis batuan sedimentasi yang disebut arkose sandstone. Dikarenakan mengandung mineral besi, Uluru memancarkan warna merah sebab seiring dengan silih bergantinya cuaca seperti hujan dan angin, maka lama-kelamaan warna batu seperti layaknya besi yang berkarat. Konon di setiap musim warna batu akan berubah seperti agak kekuning-kuningan ataupun oranye/lembayung.
Menurut info di pusat informasi Taman Nasional, Uluru berada di dekat margin selatan sebuah area yang biasa disebut ahli Geologi sebagai Amadeus Basin. Adanya tekanan dari kerak bumi sejak 900 juta tahun yang lalu membentuk lapis demi lapis sedimen pada batuan ini kemudian berhenti pada 300 juta tahun yang lalu. Pada saat itu Amadeus Basin merupakan perairan dangkal sehingga seiring waktu terjadi peguapan di perairan tersebut dan meninggalkan kerak mineral dan membentuk batuan dingin.
Ketika hujan turun, sedimen dalam jumlah besar tersapu dan membentuk Alluvial (arkose) sedimen. Secara gradual alluvial sediment tertutup oleh pasir dan lumpur serta makhluk laut yang menempel di batu dan didukung oleh iklim yang kian mengering hingga saat ini. Itulah mengapa di beberapa tempat pada batuan ini terlihat adanya fosil binatang laut yang tertimbun.
How to get there:
Penerbangan dari Indonesia menuju Ayers Rock tidak ada yang langsung (baik maskapai domestik maupun internasional milik Australia). Untuk mencapainya kita bisa terbang ke kota-kota besar di Australia terlebih dahulu seperti Sydney, Melbourne, Darwin dan Perth.
Dari 4 kota besar tersebut perjalanan dapat dilanjutkan dengan maskapai Qantas milik Australia dan mendarat langsung di Ayers Rock atau melalui jalan darat dengan bis maupun kereta. Selain lebih mahal dari pesawat, kedua moda transportasi darat inipun tidak ada yang berhenti di Ayers Rock langsung melainkan berhenti di kota kecil terdekat seperti Alice Spring, McDonnell Range ataupun Kings Canyon dan kemudian diteruskan dengan memakai bis tur yang menuju Ayers Rock dengan lama perjalanan sekitar 5 Jam.
When to get there:
Waktu yang terbaik mengunjungi Uluru adalah musim semi (bulan Agustus – October) atau musim gugur (Februari – Maret) di Australia, sebab selain suhunya tidak terlalu extreme, saat-saat tersebut biasanya sudah dikategorikan sebagai low season atau dengan kata lain liburan sekolah telah usai dan harga tiket mulai turun.
Where to stay:
Penginapan terdekat hanya 1 di Ayers Rock yakni berupa komplek penginapan dan resort, selebihnya berada sejauh 5 jam perjalanan di kota-kota kecil yang tersebar disekitar Ayers Rock. Di komplek tersebut terdapat bermacam penginapan dengan berbagai tingkat kemewahan, dari hotel berbintang hingga area berkemah. Komplek ini juga dilengkapi dengan sarana perbelanjaan yang besar dan restaurant serta public service seperti pemadam kebakaran, kantor pos, shuttle bus dan lain-lain.
What to do:
Area di sekitar Uluru menyuguhkan berbagai macam situs seperti gua batu, waterholes, sumber mata air dan beragam lukisan Aborigin yang terlihat di bebatuan. Selain itu terdapat pula pusat informasi di tengah Taman Nasional yang didalamnya terdapat kebudayaan Aborigin, sejarah Uluru serta toko cinderamata berupa aneka ragam produk hasil karya suku Aborigin seperti lukisan, boomerang, asesoris dari vegetasi local dan lain-lain.
Memasuki area Uluru tidak bisa dilakukan sendiri seperti layaknya masuk area wisata lain melainkan harus mengikuti tur. Di area ini hanya ranger atau pemandu yang diakui oleh suku Aborigin yang berhak masuk dan membawa orang/grup tur, sehingga tidak disarankan untuk membawa mobil sendiri dan berkeliling Uluru sebab di setiap titik masuk di Taman Nasional tersebut dijaga oleh Suku Aborigin yang tidak akan segan-segan memberikan sanksi.
Pukulpa pitjama Ananguku ngurakutu – Welcome to Aboriginal land
indah skali pemandangannya.. izin minta 1 gambarnya ya kak ?
BalasHapussalam kenal
Maaf, bisa tau indentitas anda? Karena ada beberapa gambar sudah masuk publikasi jd terikat. Terima kasih
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusHalo indah.. Aku berniat datang ke alice springs, ayer rock dan kings park. Cm skr lg bingung.. Yg bagus aku naik kereta the ghan dr darwin trs turun di alice spring apa lsg pake pesawat dr darwin? Krn kebetulan kalo pake the ghan ada paket wisata dr pagi smpe sore baru sorenya lanjut ke adelaide meskipun tiketnya ckp bikin kantong robek! Hahaha
BalasHapus2. Apakah banyak paket tour on the spot, pokoknya begitu aku sampe alice springs busa lngsung nyari disitu, aku sih udh browsing bbrapa cm utk harganya AU$ 600 utk 3 hari 2 malem. Mohon infonya...
Makasih..